Berkunjung ke Kalimantan Timur tak akan lengkap jika belum singgah ke Balikpapan. Terutama Kota Bontang. Kota Bontang memang belum banyak di kenal orang. Maklum saja kota ini merupakan kota yang terkecil dari kota yang lainnya. walaupun hanya kota kecil, namun kota ini banyak menyimpan kenangan sepanjang perjalanan saya. Mau tahu? Berikut cacatan penulusuran saya ketika berkunjung ke pulau terluas di Indonesia beberapa waktu lalu.
Tepat pukul 15.00 WITA, cuaca Kota Bontang tengah
diselimuti awan mendung. Wajar saja saat itu tengah memasuki musim penghujan.
Walaupun memasuki musim penghujan, namun hawa di kota tersebut terasa gerah.
Kalau orang jawa mengatakan rasanya sangat sumuk
alias panas. Pasalnya, hutan yang dijadikan sebagai penghasil oksigen lambat
laun akan tergantikan oleh lahan yang menghasilkan debu dan kotoran. Hal
tersebut karena banyak lokasi tambang batu bara yang tengah beroperasi.banyak
perusahaan – perusahaan asing yang tengah mencari keuntungan yang sebesar – besarnya
untuk dapat meraup keuntungan dari hasil tambang di tanah Indonesia ini.
Panasnya hawa tersebut membuat saya untuk berinisiatif
beranjak pergi keluar rumah untuk mencari hawa segar dan suasa santai demi
menghilangkan penat serta hiruk pikuk ramainya suasana kota. Pada siang
menjelang sore itu saya bergegas untuk menuju tempat lokasi wisata sekaligus
tempat permukiman yang berada di timur kota Bontang. Letaknya berada di kawasan
konservasi hutan bakau. Botang Kuala, salah satu tempat favorit masyarakat
Botang. Selain tempatnya yang ramai di kunjungi, tempat ini juga sebagai lokasi
permukiman masyarakat yang mayoritasnya bermata pencaharian sebagai nelayan.
Gerbang Wisata Bontang Kuala |
Secara kebetulan, saat saya berkunjung di daerah
Bontang Kuala tersebut, tengah mengadakan pesta Bahari 2012 yang diselenggarakan
oleh pemerintah Kota Bontang selama 1 bulan. Ajang pesta yang diselenggarakan
setiap tahunnya menambah cacatan baru saya untuk dapat mengunjungi Kota
Bontang. Menjelang sore hari, sekitar pukul 17.00 WITA banyak masyarakat Botang
berkunjung kesana untuk menikmati suasana sore bersama keluarga maupun hanya
sekedar nongkrong oleh kalangan anak gaulnya Kota Bontang.
Dalam pesta tersebut, pandangan saya disajikan
berbagai macam tontonan. Mulai dari kuliner khas Bontang seperti pisang goreng
maupun gorengan lainnya yang cara penyajiannya di cocol dengan sambel kacang khas ulekan
dari tangan orang asli Bontang hingga beranekaragam minuman – minuman khas
masyarakat Bontang Kuala.
suasana santai menjelang matahari terbenam di Bontang Kuala |
Suasana santai tampak terlihat dari para pengunjung
yang tengah menikmati sore dengan semilir angin pantai yang berhembus. Saat
itu, saat saya tengah menikmati suasana santai tersebut, terdengar suara
berisik yang tengah berlalu lalang dari kejauhan sehingga suasana santai saya
jadi terusik. Merasa penasaran saya mencoba untuk mendekati sumber suara
berisik tersebut. tak ayal, saya merasa tertawa sendiri. Pasalnya, balapan yang
biasanya dilakukan di atas lintasan atau sirkuit namun kali ini terdapat
balapan di atas air. Dengan bermodalkan perahu kecil dan mesin tempel, para
pembalap dengan terampil memainkan serta membuka lebar gas selebar - lebarnya pada mesin tersebut
untuk dapat melaju sekencang – kencangnya.
Nama balapan
tersebut adalah balapan perahu ketinting.
Balapan ini terdiri dari 3 – 4 perahu dengan start secara bersamaan hingga
menuju finish yang telah ditentukan sebelumnya. Mata saya tertuju pada salah
satu perahu yang dikemudikan oleh salah satu anak. Secara kasat mata tampak
seperti orang dewasa, namun anak tersebut masih tengah duduk dibangku kelas Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Andi, salah satu bocah asli kelahiran tanah Borneo itu
memilih menjadi joki balap perahu ketinting.
Dengan nyali yang dimiliki, dirinya mengaku cukup senang dapat mengemudikan
perahu balap tersebut. “ Awalnya saya merasa takut, tapi setelah dicoba terus
lama – lama saya berani. Selain untuk dapat menghibur masyarakat Bontang, saya
juga bisa dapat uang jajan tambahan kalau menang,” ujarnya polos kepada saya.
balap perahu ketinting |
Tanpa melihat resiko yang akan dihadapinya, dengan
penuh kepercayaan dirinya ia melakukan terus menerus balapan dengan perahu
lainnya. Masyarakat yang menonton pun juga merasa terhibur dengan adanya
balapan perahu tersebut. tidak sedikit pula beberapa kaum hawa merasa ketakutan
melihat balapan tersebut. pasalnya, lokasi yang dijadikan balapan tersebut
sebagai jalur keluar masuknya para nelayan yang hendak pulang usai menagkap
ikan di laut. Selain itu, tempat tersebut juga sebagai hilir mudik bagi
masyarakat yang hendak berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. maklum
saja, beberapa permukiman masyarakat Bontang Kuala berada di pinggir pantai dan
tidak dapat diakses melalui jalur darat melainkan transportasi satu – satunya
adalah dengan perahu sehingga balapan tersebut lebih menghidupkan ajang pesta
tahunan yang menurut saya cukup meriah. (Entung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar