Senin, 07 Mei 2012

Kami Club Motor, bukan Geng Motor


Tahun-tahun sekarang entah karena alasan latah atau cuma sekadar meramaikan dunia pasar kendaraan khususnya roda dua, banyak club-club motor menjamur diberbagai daerah.Mulai dari club yang dibawah bendera pabrikan (masing-masing jenis kendaraan) hingga yang berdasarkan hobi atau sekedar perkumpulan. Bahkan tiap daerah pun sudah memiliki ratusan club atau community motor. Walaupun begitu, masih banyak orang yang salah pengertian terhadap kehadiran club motor. Banyak masyarakat awam yang menyamakan club motor yang secara keseluruhan isinya orang-orang baik tetapi dicap sebagai geng motor yang anarkis. Walaupun dari segi perkumpulan mereka sama namun secara organisasi mereka memiliki tujuan yang berbeda.
Akhir – akhir ini banyak kabar diberitakan bahwa kemunculan geng motor yang terjadi di wilayah Jawa Barat dan Jakarta cukup meresahkan masyarakat. Pasalnya, mereka beraksi tidak hanya melakukan tindak kekerasan bahkan hingga melakukan tindak pembunuhan yang telah menewaskan salah satu anggota TNI AL di Jakarta beberapa waktu lalu. Tidak hanya sampai disitu, pada tahun 2009 lalu, masyarakat dihebohkan dengan penayangan sebuah video tentang perekrutan anggota geng motor. Dalam video tersebut para calon anggota dibawa di suatu tempat yang sebelumnya tempat tersebut tidak diketahui calon anggota geng motor tersebut, dan yang paling mengejutkan calon anggota geng motor tersebut masih menyandang sebagai siswa pelajar dan masih dibawah umur. Hal tersebut cukup membuat resah kepada masyarakat maupun para orang tua yang melihat anaknya terjerumus dalam sebuah perkumpulan yang malah tidak memberikan nilai positif sama sekali.
Kemunculan geng motor disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu balap liar, taruhan atau judi, dan tawuran antar geng. ketiga faktor tersebut merupakan awal dari pemicu tindak kekerasan dan juga pembunuhan dimana apabila salah satu rekan mereka menerima tindak kekerasan dari geng lain maka geng yang lainnya merasa tidak terima dan akan melakukan pembalasan yang tidak ada ujung penyelesaiannya. Dengan adanya aksi geng motor tersebut menjadi PR bagi pihak kepolisian untuk mengusut tuntas aksi geng motor yang terjadi di beebrapa daerah yang juga dapat meresakan masyarakat.
aksi geng motor


Berbeda
Saat ini kemunculan geng-geng motor sudah berada dalam taraf yang cukup membahayakan, tak segan - segan mereka tawuran dan tak merasa berdosa para geng tersebut untuk melakukan tindak pembunuhan. sementara itu, para pengendara motor yang tergabung dalam sebuah wadah resmi yaitu club, secara tidak langsung juga akan terkena imbasnya. Pasalnya, walaupun sama – sama mengendari sepeda motor dan juga tergabung dalam perkumpulan kendaraan roda dua namun perbedaannya adalah mereka yang tergabung dalam club memiliki keangotaan yang jelas dan memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta tercatat dalam kepolisian atau wadah dari perkumpulan club motor.
Mereka juga tidak melakukan tidankan anarkis seperti yang dilakukan oleh geng motor. Selain itu, club motor biasanya beranggotakan oleh orang-orang yang mempunyai hobi motor. Biasanya berada dibawah bendera pabrikan motor dan mempunyai nama dengan embel-embel pabrikan. Kegiatan club motor lebih mendasar ke arah kampanye safety riding (aman berkendara) dan kegiatan sosial seperti melakukan aksi donor darah dan juga bakti sosial kepada yatim piatu dan juga korban bencana. Walaupun anggota club motor sering kumpul – kumpul alais nongkrong dalam jumlah yang cukup banyak namun hal tersebut tidak dikonotasikan sebagai nongkrong yang negatif karena mereka berkumpul hanya untuk saling sharing atau ngobrol tentang permasalahan yang sering muncul pada kendaraan yang mereka tunggangi sekaligus sebagai ajang silahturahmi kepada club motor lain yang kebetulan melintas. Terkait pelantikan anggota baru baisanya anggota club tidak melakukan tindak kekerasan seperti yang dialkukan oleh geng motor bahkan justru para calon anggota tersebut dibekali ilmu tentang cara aman berkendara di jalan raya serta mematuhi peraturan rambu – rambu lalu lintas. Hal ini sangat bertentangan dengan kegiatan yang dilakukan oleh geng motor. Mudah mencirikan club motor, karena salah satu ciri mereka yaitu tidak ugal-ugalan dijalan walaupun masih ada club-club motor yang masih memiliki sifat arogan serta pengetahuan berlalu lintas yang minim. Harga diri club motor lebih terhina bila kedapatan anggotanya tidak tertib dijalan raya dan tidak dianjurkan memecahkan masalah dengan baku hantam tetapi lebih fleksibel dan bermusyawarah bila ada masalah di jalan atau dalam perkumpulan.
Lain halnya dengan motor community alias komunitas motor. Mereka ini memang tidak jauh beda dengan club motor, sama-sama tidak melakukan kegiatan yang berbau rusuh dan tawuran. Namun dari segi peraturan dan safety riding, komunitas motor berbeda jelas dengan club dan hanya lebih mengandalkan kegiatan touring tanpa embel-embel dari pabrikan motor. Biasanya community ini terdiri dari berbagai tipe dan merek motor, bebas dan berbagai amcam aliran semuanya ada. Ketika mereka berkumpul mereka lebih mengedepankan solidaritas, apapun motornya yang penting mereka mau solid dan bisa diajak untuk bekerjasama. Beberapa anggotanya hanya sekedar komunitas, dan biasanya terbentuk karena sering kumpul bareng dan berdasarkan keinginan membangun sebuah wadah bila ingin melakukan suatu kegiatan seperti touring dan juga acara internal komunitas. Angka pertumbuhan antara club motor dengan community tidak begitu jauh, masing-masing sama banyak. Kalau berada dijalan raya ada yang masih ugal-ugalan dan arogan tapi tidak jaranglah anak community yang lebih tertib dijalan raya dibanding anak club motor itu sendiri.(entung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar